Langsung ke konten utama

Menulis untuk Mengenangmu (Catatan Kecil 40 hari kepergian Alm.Nenek Kamariah)

"Kedatangan maut adalah ujung bagi waktu yang membeku, juga seperti lupa yang merenggut ingatan kita. Maut menderu-deru seperti angin, menjerit di pori-pori nyawa. Berburu waktu dengan manusia, meski akhirnya ia menyeringai di depan dengan genggaman temali kepastian. Maut bagai kutukan yang merangsek ke dalam hidup, berselubung misteri dan teka-teki. Dan Tuhan sengaja tak memberi manusia porsi pengetahuan yang memadai untuk mengungkapnya. Manusia hanya terus diiming-iming, bahwa saatnya nanti ia akan bertemu ajal. Meski ingatan perihal itu tak kunjung membikin manusia takluk." Misbahus Surur


Mungkin bagi mereka yang masih menganut pandangan umum terbelakang, tulisan ini tidak berguna bagi sebuah arti kematian. Tetapi saya ingin tetap menulis tentangmu, sebuah persembahan kecil dari cucu pertama yang belum bisa memberikan kebahagiaan sebelum ajal menjemputmu.  Saya masih ingat perbicangan terakhir denganmu, satu minggu sebelum kabar duka itu sampai kepada saya. Maaf tak terhingga, Sang pemilik waktu membuatmu tak sempat melihat saya menjadi salah satu dari ribuan mahasiswa yang merayakan kelulusannya bersama keluarga tercinta. Pengharapanmu tidak mampu saya tepati dan sampai saat ini rasa bersalah itu masih tetap ada.

Kematian adalah kepergian sekaligus kehilangan. Memandang sosok yang tergulai melihat sorot wajah lelah penuh guratan derita dan tak bergeming. Kuciumi wajah keriputmu dan berusaha menahan tangis tapi tak mampu. Dua tahun lebih merasakan sakit dan menghentikan semua aktivitasmu sehinga lebih banyak menghabiskan waktu di kamar rumah, tetapi kesabaran dalam menghadapinya adalah cerminan bahwa dirimu telah terlatih untuk sabar terhadap segala hal. 

Masa kecil dengan kebebasan terbatas oleh beban pekerjaan tak sebanding dengan pertumbuhan fisik, menikah bukan karena kehendak pribadi, menjalani proses berumah tangga yang tidak harmonis dengan cerita-cerita kekerasan yang sering diceritakan olehmu pada saat saya masih belum cukup usia mendengarkan itu semua, mungkin tempat berbagi keluh kesah sudah tidak ada menurutmu waktu itu sehingga saya yang masih bocah adalah tempat membuang rasa pesakitanmu . Dirimu adalah perempuan tangguh yang tetap berusaha sabar dan tegar menjalani itu semua walaupun hak atas dirimu sendiri tidak punya kuasa menentukan masa depan yang lebih baik seperti perempuan-perempuan di desa pada umumnya.

Dan saya tetap akan berjalan kedepan menggapai harapan seperti pesanmu yang akan saya selalu pegang erat sebagai prinsip hidup:"tetap sabar menghadapi masalah karena semua ada jalan terbaiknya", terima kasih tak terhingga atas segala kesabaranmu dalam menghadapi saya yang semasa hidup hanya sering membuatmu merepotkan. Selain doa, tulisan ini untuk mengenang segala hal yang terbaik selama hidupmu. Tenanglah selalu di alam penuh kedamaian abadi. Bagi kami keluarga akan selalu dan setiap waktu mengingatmu.

Dan saya akhiri tulisan ini dengan doa..
Al-Fatihah...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teripang, Tarekat, dan Tionghoa (Sebuah Catatan Perjalanan Riset di Pulau Barrang Lompo)

Bulan ini cukup padat, beberapa deadline pekerjaan harus segera diselesaikan. Rencananya agenda ke Pulau Barrang Lompo pada akhir bulan April tetapi tertunda. Akhirnya baru bisa berangkat pada Selasa, 07 Mei 2024 setelah mengutak-atik ulang agenda kerja dan bernegosiasi ulang dengan beberapa "juragan". Sejarah umat manusia tidak bisa lepas dari aktivitas negosiasi termasuk segala keputusan politik yang memulai perang dan mengakhiri perang. Sepertinya ini sudah mulai agak melebar pembahasannya. Okelah , saya memulai bernegosiasi dengan beberapa teman untuk mengajaknya ke Pulau Barrang Lompo. Semua teman yang saya ajak ternyata tidak bisa ikut dengan berbagai alasan. Mungkin tawaran saya dalam bernegosiasi kurang menarik bagi mereka. Seharusnya saya menawari mereka bagaimana lezatnya mencicipi Sup Teripang di Pulau Barrang Lompo. Sup teripang itu memang ada di Pulau Barrang Lompo, bukan hanya makanan khas dari negeri Tiongkok. Menurut Uci (26), untuk teripang yang suda

Ketika Jugun Ianfu Merdeka dari Reklamasi: Sepenggal Cerita Island Fest Pulau Lae-lae 2023

Om Bob memeluk saya penuh haru bahagia ketika penampilan teater boneka yang digawangi oleh Nur Ikayani selesai dan mendapatkan riuh tepuk tangan dari penonton. Baik Om Bob atau biasa juga disapa Anton Samalona dan Nur Ikayani, panggilannya Kika adalah dua sosok seniman yang memiliki ikatan emosional begitu kuat dengan Pulau Lae-lae. Om Bob lahir dan tumbuh besar di Pulau Lae-lae, sedangkan Kika pernah tinggal menetap beberapa tahun di pulau tersebut. Dua sosok ini jugalah yang berperan penting dibalik layar suksesnya penyelenggaraan Island Fest 2023 selama tiga hari di Pulau Lae-lae. Festival ini diinisiasi oleh masyarakat Pulau Lae-lae dalam menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. "Mahal ini ide cerita teaternya Om Bob, diluar dari yang kubayangkan sama sekali," kata saya.  "Itu karena kita semua ikhlas dan mau bersatu sukseskan ini acara saudara," timpal Om Bob yang dengan spontan menyalami tangan saya dengan begitu erat. Setelah itu

The Kablams (Awal Mula)

Cerita 01 Cerita ini 80 persennya diangkat dari kisah nyata sekelompok anak muda yang memiliki misi visi menolak tua. 20 persennya adalah fiksi, itu tergantung dari saya mau menambahkan atau mengurangi isi ceritanya, toh sebagai penulis saya punya hak prerogatif. Hahaha (ketawa jahad). *** Kami berlima akhirnya bersepakat atau mungkin cenderung dipaksakan untuk membuat genk. Bisa jadi ini merupakan sebuah faksi dalam komunitas kami sendiri. Tujuannya bukan untuk melakukan kudeta terselubung atau kudeta merangkak yang dipopulerkan oleh sejarawan Asvi Warman Adam dalam melihat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Untuk apa juga kami melakukan kudeta, sementara komunitas ini tidak memiliki ketua atau makhluk sejenisnya, Jangan tanyakan soal berapa besar dana hibah yang dikelola komunitas ini. Saya sedikit punya pengalaman lebih dalam mendirikan genk dibandingkan anggota genk yang lain. Sedikit cerita tentang pengalaman ini. Pertama kali saya mendirikan genk bersama