Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Rumah dan Musyawarah

  (Dokumentasi foto: kompasiana.com) Rumah itu akan kembali bermusyawarah. Ruang berdemokrasi untuk mencapai tujuan mulia dari rumah itu sendiri. Bermusyawarah bukan hanya tentang memilih kelak siapa bertanggungjawab sebagai pemimpin yang akan menjadi penghuni tetap rumah selama setahun lamanya. Musyawarah di dalam rumah setahu saya tidak gila akan politik busuk kekuasaan dan itu telah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Lalu muncul pertanyaan, apakah musyawarah rumah kali ini akan menjadi momentum untuk membersihkan segala isi rumah yang dianggap membatasi kemajuan ruang berpikir dan berkarya? Pertanyaan tersebut lebih kepada arah refleksi dan evaluasi, karena begitulah sesungguhnya subtansi dari bermusyawarah. Kita bermusyawarah untuk mencari akar masalah dan mencari jalan keluarnya secara bersama-sama. Pertanyaan selanjutnya adalah, beranikah kita untuk mengakui jika memang rumah tempat kita belajar segala hal juga memiliki kekurangan? Atau sebaliknya kita tidak berani satu s

Wabah Virus dan Protes Rakyat (Sebuah Tinjauan Historis)

 (Ilustrasi dukun di Jawa mengobati pes. Sumber foto: historia.id) Melihat ke belakang, jauh sebelum wabah pandemi virus corona atau Covid-19 menjangkiti Indonesia, rakyat pada zaman kolonialisme Belanda telah lebih dulu merasakan hidup dalam ancaman wabah virus. Dua wabah virus tersebut adalah pes dan influenza. Sejarawan Syefri Luwis dalam sebuah diskusi daring mengungkapkan, bahwa wabah pes pertama kali dilaporkan terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada tahun 1905. Ketika itu pemerintah kolonial Belanda tidak peduli dengan kasus tersebut karena yang terjangkit hanya dua orang. Enam tahun berselang, laporan wabah pes kembali muncul di Hindia Belanda, tepatnya di Malang Jawa Timur. Wabah ini diprediksi mulai menyebar di Malang karena faktor beras dari Myanmar. Lagi-lagi pemerintah kolonial Belanda tidak percaya begitu saja dan membantah karena meyakini tikus Myanmar berbeda dengan tikus lokal. Pada kenyataannya, tikus Myanmar mampu beradaptasi dengan lokal sehingga

Nelayan Tradisional Kalukubodoa: Bertahan hidup dalam Kepungan Proyek Reklamasi dan Ancaman Virus Corona

Kelurahan Kalukubodoa merupakan salah satu kelurahan pesisir di Kecamatan Tallo, Kota Makassar yang masyarakatnya sebagian kecil berprofesi sebagai nelayan tradisional. Selain Kelurahan Kalukubodoa, di Kecamatan Tallo juga terdapat Kelurahan Buloa dan Kelurahan Tallo yang masuk dalam wilayah pesisir (Kecamatan Tallo dalam Angka, 2019). Menurut Daeng Amir, salah seorang ketua kelompok nelayan, ada sekitar 52 nelayan tradisional di Kelurahan Kalukubodoa yang sudah tercatat di Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar. “Dulu sebelum ada proyek reklamasinya ini pelabuhan Makassar New Port, jumlah nelayan sebanyak 80 orang tetapi sejak tahun 2015 proyek mulai dikerjakan sampai saat ini, ada sekitar 30 nelayan terpaksa berhenti melaut karena reklamasi telah merusak wilayah tangkap nelayan disini,” kata Daeng Amir. Proyek pelabuhan baru Makassar atau yang dikenal dengan Makassar New Port (MNP) merupakan proyek strategis nasional yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I

Bencana Virus Covid-19 dan Bagaimana Kita Menyikapinya

( sumber foto: twitter @MrBatch_) Sejak pertengahan Februari pemerintah pusat telah mengumumkan kepada setiap warga untuk untuk tidak keluar rumah demi menghindari penyebaran virus Covid-19. Kebijakan ini diambil setelah Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan salah satu kampus ternama di Indonesia mempublikasikan hasil risetnya terkait potensi besar masuknya virus Covid-19 ke Indonesia dengan frekuensi penyebaran virus yang telah masuk ke beberapa negara di Asia Tenggara. Pemerintah juga telah menyiapkan alat tes medis khusus untuk mendeteksi virus Covid-19 dan memastikan pemeriksaan secara gratis kepada warga tidak jauh dari lingkungan tempat tinggalnya. Saya pun telah melaksanakan tes medis di lingkungan kelurahan saya tinggal dan hasilnya dinyatakan negatif terkena virus Covid-19. Setiap kelurahan dan desa memang disediakan sekirar tiga sampai lima tempat pemeriksaan agar warga bisa secepatnya mendapatkan penanganan medis. Agar warga tidak terbebani selama tinggal di