"Masa
terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang
telah direbutnya sendiri”. (Pramoedya)
Waktu itu saya baru
semester 2, salah seorang dari civitas akademika kampus memberi saya pesan. “Jangan ikuti seniormu yang suka demo, fokus kuliah
saja”. Hal pertama yang terlintas dipikiran saya adalah tentang larangan
untuk ikut berdemonstrasi? Kenapa? Dan apa sebabnya. Apakah perguruan tinggi berperan sebagai “rumah ilmu” ataukah perguruan
tinggi merupakan sarana meningkatkan status sosial mahasiswa tersebut. Haruskah
seseorang mahasiswa berkutat pada materi-materi kuliah saja ataukah mahasiswa
juga melakukan persinggungan dengan realitas objektif (masyarakat)? Bagaimana seharusnya
menjadi seorang mahasiswa? Pertanyaan-pertanyaan itu yang terkadang muncul
dalam benak kita, yang terkadang kita sendiri tak tahu jawabannya.
Dari sini kita bisa lihat bahwa sebetulnya tidaklah
terlampau sulit untuk menyimpulkan atas fenomena ketimpangan yang terjadi pada
masyarakat akibat kebijakan pemerintah. Kita adalah bagian elemen dari masyarakat
yang maju, yang sudah seharusnya menghilangkan mitos bahwa kampus sebagai
“menara gedung” dimana penghuninya menjadi sekumpulan orang yang teralienasi
(terasingkan) dari kehidupan masyarakat. Hidup menyatu dalam masyarakat dengan
mengetahui bagaimana hak dan kewajiban rakyat terhadap Negara dan bagaimana
pula tanggung jawab Negara terhadap rakyatnya yang selama ini belum terasa
dalam kehidupan masyarakat. Dari sinilah kita mulai mencoba untuk membangunkan
mereka dari “mimpi” yang selama ini meninabobokan mereka, dan mulai menyadarkan
serta mengajak menghadapi realitas yang ada
saat ini dan memperjuangkan hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh mereka.
Termasuk pula hak kita di kampus
Perjuangan hak demokratis di kampus
Perjuangan selalu di
identikkan dengan keinginan atau target yang ingin dicapai melalui sebuah
proses. Perjuangan juga merupakan reaksi dari keadaan yang tidak sesuai dengan
harapan untuk menuju hal yang baik dan menghilangkan hal yang buruk atau
menindas adalah impian nilai dari kemanusiaan. Di kampus pendefinisan tentang
perjuangana juga beragam, namun yang mesti kita garis bawahi secara bersama
bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dasar mahasiswa yang tidak
terpenuhi di kampus maka sewajarnyalah bagi kita mahasiswa untuk memperjuangkan
hak dasar kita. Dan organisasi kampus adalah alat perjuangan mahasiswa di
kampus.
Perjuangan demokratisasi kampus (perjuangan menyangkut
pemenuhan hak-hak social ekonomi dan hak politik di kampus) merupakan tugas
fundamental yang hrus dilakukan organisasi mahasiswa. Artinya, setiap
organisasi Mahasiswa baik intra kampus harus mampu menjalankan fungsinya
sebagai pelayan massa Mahasiswa untuk memenuhi hak-hak sosial ekonominya.
Sejauh ini, secara objektif terkhusus di Universitas Negeri Makassar (UNM)
masih kita temukan lembaga mahasiswa kampus memposisikan dirinya eksklusif
khususnya dalam menyalurkan aspirasi perjuangan mahasiswa. Yang terjadi justru
saling benturan antar organisasi di kampus hanya karena orientasi politik
mahasiswa yang sangat pragmatis yang cenderung merapat dan tunduk kepada
birokrasi kampus, elite politik local maupun Nasional. Sehingga mereka hanya di
jadikan kaki tangan untuk melancarkan kepentingan-kepentingan elite. Hal inilah
yang menimbulkan efek massa mahasiswa tidak simpatik terhadap organisasi
mahasiswa.
Berdasarkan kondisi obyektif pada saat ini, sangat
penting bagi kita mahasiswa untuk terlibat dalam memperjuangkan hak-hak
demokratis melalui perjuangan politik tingkat kampus. Tentunya akan lebih
banyak berbicara tentang dunia pendidikan sebagai sektor yang paling
bersinggungan dengan hak-hak pemuda mahasiswa di Indonesia. Hal ini merupakan
bentuk manifestasi perjuangan dari organisasi mahasiswa. Dibawah dominasi
kapitalisme monopoli di Indonesia saat ini, dunia pendidikan semakin
berorientasi pada kepentingan pasar dan kapitalisasi pendidikan artinya semua
ruang-ruang pendidikan menjadi komoditas bagi kepentinga modal. Menghilangnnya
esensi pendidikan sebagai alat untuk mencerdasakan dan membebaskan manusia dari
belenggu yang menindas. Kondisi mahasiswa saat ini, masih dalam tahap kesadaran
ekonomis yang perlu ditingkatkan taraf kesadarannya agar lebih maju dan
kualitatif, yaitu menuju kesdaran politik, mendorong hal tersebut, tentuya
harus melaui proses yang cukup sistematis hingga bisa diterima dan direspon
mahasiswa.
2013 adalah refleksi! 2014
gelorakan kembali perjuangan di UNM!
Profesi mencatat selama tahun 2013 sekitar seratus kali rentetan
aksi di UNM dan tanpa reaksi yang kongkret dari birokrasi universitas maupun
fakultas dan terkesan anti kritik. Mulai dari soal transparansi anggaran
keuangan, pengusutan tuntas kasus korupsi, fasilitas yang tidak layak,
pembatasan ruang demokrasi dalam berorganisasi sampai pada aksi penolakan Uang
Kuliah Tunggal 2013. Maraknya aksi massa yang sering dilakukan oleh mahasiswa
pada kisaran tahun 2013 membuktikan bahwa kampus UNM dalam kondisi yang jauh
dari apa yang diharapkan oleh mahasiswa. Walaupun aksi yang sering dilakukan
tidak terkonsolidasi dengan maksimal tetapi apresiasi patut kita berikan kepada
lembaga kemahasiswaan yang terlibat langsung dalam setiap perjuangan atas hak
di kampus. Budaya perjuangan adalah hal yang wajar terjadi ketika kondisi
kampus tidak lagi demokratis dan ilmiah.
2014 telah menanti rentetan permasalahan mahasiswa yang
haknya masih belum terpenuhi sampai saat ini. Maka mau tidak mau kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi
sekali lagi, untuk memperjuangkan itu semua, mahasiswa membutuhkan alat yang
tepat. Dan alat itu adalah organisasi. Hanya dengan berorganisasilah mahasiswa
bisa mengaspirasikan tuntutannya dan bersama seluruh massa mahasiswa yang
tergabung dalam organisasi ataupun aliansi bisa memperjuangkannya secara
bersama. Karena perubahan tidak bisa tercipta melalui segelintir orang. Tapi
perubahan sangat ditentukan oleh kekuatan massa, karena perubahan sesungguhnya
adalah karya massa. Kita bukanlah pahlawan tetapi perjuangan lahir untuk diri
kita pribadi dan orang lain agar kelak tercipta suasana kampus yang kondusif
sertaa membuka ruang belajar yang tidak membatasi, ilmiah dan mendidik
sebagaimana orientasi pendidikan sejatinya untuk memanusiakan manusia. Mari
gelorakan perjuangan di kampus agar hak kita dapat segera terpenuhi! Jadikan
kampus sebagai benteng pertahanan perjuangan rakyat! Save UNM!
Komentar
Posting Komentar