Kamis 29 September 2011.., Kegiatan kuliah bersama HMJ Pend.Sejarah FIS UNM di gedung rektorat lantai tiga berjalan lancar dengan jumlah peserta yang melebihi target. Suatu hal yang patut diapresiasi kepada teman-teman panitia. Sekitar Pukul 12.00 WITA, konsentrasi panitia terpecah, kegiatan yang sementara berlangsung dalam sesi tanya jawab mulai terganggu dengan keributan yang terjadi di samping gedung rektorat. Dan seorang teman memberi info kepada saya. “Ada anak sejarah ditikam bro di samping kampus”. Saya dan beberapa teman-teman pengurus HMJ langsung menuju di lokasi keributan. Ternyata pada waktu itu teman-teman sedang mengejar pelaku penikaman yang katanya masih berada di area kampus tetapi tidak ditemukan juga, dan sementara saudara kami “Irpan Nasir”? Saya melihat lumuran darah dan rasa sakit yang dia tahan.
Setelah itu saya tidak bisa terlalu mengingat jauh lebih dalam lagi kronologi kejadian, selain hujan yang menandai kepergiannya. Almarhum dikebumikan di kampung halamannya malam setelah peristiwa itu juga. Harus kami akui bahwa SEJARAH dendam dan masih menyimpan luka sampai hari ini dan tidak ada pintu maaf bagi kelompok kolot primordial yang mengaku sebagai mahasiswa. Amarah kami pada waktu tidak memancing kami untuk bertindak gegabah dan membalas dengan cara yang sama, yah! karena kami mahasiswa! Perjuangan mendampingi kasus hukum pembunuhan saudara kami adalah jalan terbaik yang ditempuh. Kurang lebih 13 minggunya teman-teman SEJARAH beserta keluarga korban dan teman-teman mahasiswa lainnya di UNM turut berpartisipasi dalam upaya mendapatkan keadilan di mata hukum, agar pelaku pembunuhan diberikan hukuman setimpal walaupun hasil dari keputusan vonis pengadilan mengecewakan kami.
Dan setelah itu.. Kami SEJARAH mendapatkan pelajaran berharga dari peristiwa tersebut, tentang ketabahan dari keluarga korban terkhusus orang tua korban yang tetap tegar menghadapi masalah. Semangat solidaritas dalam menyelesaikan masalah! dan semua kisah dalam memaknai arti kehilangan. Kami sadar bahwa sampai hari ini usaha kami belumlah maksimal dari harapan keluarga pada waktu itu, akan tetapi kami tetap bersyukur bahwa sampai detik ini kami masih ada untuk mengenang duka sejarah! Bukanlah untuk ditangisi tetapi 29 Desember 2011 adalah kekuatan bagi kami untuk lebih saling mengingatkan, menghargai dan berbagi dalam satu keluarga!
“Mungkin cahaya bulan Desember akan memahami hatiku dengan sinar kejamnya, Mencuri kunciku pada ketenangan sejati. Dalam bagian cerita ini hanya akulah yang mati, hanya satu-satunya,dan aku akan mati karena cinta karena aku bersaudara. karena aku menyayangimu saudara, dalam api dan dalam darah”.
Dan setelah itu... Saya tidak bisa melanjutkan tulisan ini....
http://city.seruu.com/read/2012/06/07/102039/rekan-korban-mengamuk-sidang-pembunuhan-mahasiswa-unm-ricuh
Setelah itu saya tidak bisa terlalu mengingat jauh lebih dalam lagi kronologi kejadian, selain hujan yang menandai kepergiannya. Almarhum dikebumikan di kampung halamannya malam setelah peristiwa itu juga. Harus kami akui bahwa SEJARAH dendam dan masih menyimpan luka sampai hari ini dan tidak ada pintu maaf bagi kelompok kolot primordial yang mengaku sebagai mahasiswa. Amarah kami pada waktu tidak memancing kami untuk bertindak gegabah dan membalas dengan cara yang sama, yah! karena kami mahasiswa! Perjuangan mendampingi kasus hukum pembunuhan saudara kami adalah jalan terbaik yang ditempuh. Kurang lebih 13 minggunya teman-teman SEJARAH beserta keluarga korban dan teman-teman mahasiswa lainnya di UNM turut berpartisipasi dalam upaya mendapatkan keadilan di mata hukum, agar pelaku pembunuhan diberikan hukuman setimpal walaupun hasil dari keputusan vonis pengadilan mengecewakan kami.
Dan setelah itu.. Kami SEJARAH mendapatkan pelajaran berharga dari peristiwa tersebut, tentang ketabahan dari keluarga korban terkhusus orang tua korban yang tetap tegar menghadapi masalah. Semangat solidaritas dalam menyelesaikan masalah! dan semua kisah dalam memaknai arti kehilangan. Kami sadar bahwa sampai hari ini usaha kami belumlah maksimal dari harapan keluarga pada waktu itu, akan tetapi kami tetap bersyukur bahwa sampai detik ini kami masih ada untuk mengenang duka sejarah! Bukanlah untuk ditangisi tetapi 29 Desember 2011 adalah kekuatan bagi kami untuk lebih saling mengingatkan, menghargai dan berbagi dalam satu keluarga!
“Mungkin cahaya bulan Desember akan memahami hatiku dengan sinar kejamnya, Mencuri kunciku pada ketenangan sejati. Dalam bagian cerita ini hanya akulah yang mati, hanya satu-satunya,dan aku akan mati karena cinta karena aku bersaudara. karena aku menyayangimu saudara, dalam api dan dalam darah”.
Dan setelah itu... Saya tidak bisa melanjutkan tulisan ini....
http://city.seruu.com/read/2012/06/07/102039/rekan-korban-mengamuk-sidang-pembunuhan-mahasiswa-unm-ricuh
Komentar
Posting Komentar