Langsung ke konten utama

"Class hypocrita" Senyum kebohongan..

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa "Gie"

Bermula dari janji dan berakhir dengan tanya..

Dahulu atau pada zaman dahulu kala dalam mitologi pun banyak janji yang berlalu dan tinggalkan pertanyaan. Abad gila dalam zaman edan yang katanya modern atau era globalisasi yang semakin banyak orang "kalasi". Berburu makanan segala cara pun ditempuh tak peduli penghadang semua dilibas dengan semangat nafsu menguasai. Bergandeng dengan segala inginmu, inginmu yang terus terpancar dari auramu. Saya dan kawan tidak ingin bodoh dan jangan kau bodohi, hanya karena inginmu.

Selalu saja dan sampai akhir pun akan selalu ada "class hypocrita" karena ketetapan mutlak dalam sejarah panjang manusia menuju penghidupan yang baik. Namun dalam lingkaran filosofi revisionisme bahwa mereka seolah membangun dengan bahasa "kebenaran" untuk menyelundukan kepentingan pribadi. Saya berusaha menyederhanakannya saja bahwa golongan ini adalah seolah kawan tetapi hakikatnya penghambat kemajuan  yang menggorogoti dari dalam tubuh kekuatan lingkaran. Nampak sebagai sosok yang kemudian berkontribusi dan ingin mengambil segala hal yang baik tanpa terlibat penuh atau bahkan tidak dalam proses..

Sekali lagi itu bukan gejala yang aneh tetapi kita jelas bisa tertipu ketika tidak bisa melihat dengan jelas garis pemisah antara kawan dan seolah saja kawan atau antara benar dan salah. Watak sesungguhnya adalah peragu atau menunggu dan bahkan melawan. Apa yang mesti kita lakukan dengan golongan ini? Meningkatkan kewaspadaan kita dengan mengerti dan menganalisa secara objektif serta menyelesaikannya secara tepat. Tak peduli betapa besarnya kesulitan dan halangan yang ada di depan, tetap yakin dengan tujuan mulia kita bersama..

Dan Iwan Fals pun bernyanyi :

Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku..
Sebab paku itu sadis apalagi yang berkarat..
Jadilah kancil jangan buaya..
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya..
Jadilah bandit berkedok jagoan..
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan..

Cepat bangun kawan walaupun masih subuh, bantu kawan yang lain untuk membuat perangkap dari perangkapnya sendiri.. Tidak usalah dikubur hidup-hidup karena sesungguhnya mereka penakut dan pengecut sehingga ketika semuanya nampak terang maka kegelapan adalah nasibnya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teripang, Tarekat, dan Tionghoa (Sebuah Catatan Perjalanan Riset di Pulau Barrang Lompo)

Bulan ini cukup padat, beberapa deadline pekerjaan harus segera diselesaikan. Rencananya agenda ke Pulau Barrang Lompo pada akhir bulan April tetapi tertunda. Akhirnya baru bisa berangkat pada Selasa, 07 Mei 2024 setelah mengutak-atik ulang agenda kerja dan bernegosiasi ulang dengan beberapa "juragan". Sejarah umat manusia tidak bisa lepas dari aktivitas negosiasi termasuk segala keputusan politik yang memulai perang dan mengakhiri perang. Sepertinya ini sudah mulai agak melebar pembahasannya. Okelah , saya memulai bernegosiasi dengan beberapa teman untuk mengajaknya ke Pulau Barrang Lompo. Semua teman yang saya ajak ternyata tidak bisa ikut dengan berbagai alasan. Mungkin tawaran saya dalam bernegosiasi kurang menarik bagi mereka. Seharusnya saya menawari mereka bagaimana lezatnya mencicipi Sup Teripang di Pulau Barrang Lompo. Sup teripang itu memang ada di Pulau Barrang Lompo, bukan hanya makanan khas dari negeri Tiongkok. Menurut Uci (26), untuk teripang yang suda

Ketika Jugun Ianfu Merdeka dari Reklamasi: Sepenggal Cerita Island Fest Pulau Lae-lae 2023

Om Bob memeluk saya penuh haru bahagia ketika penampilan teater boneka yang digawangi oleh Nur Ikayani selesai dan mendapatkan riuh tepuk tangan dari penonton. Baik Om Bob atau biasa juga disapa Anton Samalona dan Nur Ikayani, panggilannya Kika adalah dua sosok seniman yang memiliki ikatan emosional begitu kuat dengan Pulau Lae-lae. Om Bob lahir dan tumbuh besar di Pulau Lae-lae, sedangkan Kika pernah tinggal menetap beberapa tahun di pulau tersebut. Dua sosok ini jugalah yang berperan penting dibalik layar suksesnya penyelenggaraan Island Fest 2023 selama tiga hari di Pulau Lae-lae. Festival ini diinisiasi oleh masyarakat Pulau Lae-lae dalam menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. "Mahal ini ide cerita teaternya Om Bob, diluar dari yang kubayangkan sama sekali," kata saya.  "Itu karena kita semua ikhlas dan mau bersatu sukseskan ini acara saudara," timpal Om Bob yang dengan spontan menyalami tangan saya dengan begitu erat. Setelah itu

The Kablams (Awal Mula)

Cerita 01 Cerita ini 80 persennya diangkat dari kisah nyata sekelompok anak muda yang memiliki misi visi menolak tua. 20 persennya adalah fiksi, itu tergantung dari saya mau menambahkan atau mengurangi isi ceritanya, toh sebagai penulis saya punya hak prerogatif. Hahaha (ketawa jahad). *** Kami berlima akhirnya bersepakat atau mungkin cenderung dipaksakan untuk membuat genk. Bisa jadi ini merupakan sebuah faksi dalam komunitas kami sendiri. Tujuannya bukan untuk melakukan kudeta terselubung atau kudeta merangkak yang dipopulerkan oleh sejarawan Asvi Warman Adam dalam melihat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Untuk apa juga kami melakukan kudeta, sementara komunitas ini tidak memiliki ketua atau makhluk sejenisnya, Jangan tanyakan soal berapa besar dana hibah yang dikelola komunitas ini. Saya sedikit punya pengalaman lebih dalam mendirikan genk dibandingkan anggota genk yang lain. Sedikit cerita tentang pengalaman ini. Pertama kali saya mendirikan genk bersama