Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Bangkit, Berorganisasi dan Bergerak Gapai Hak Kita di kampus...

Mahasiswa harus menyadari bahwa negara berkewajiban untuk memenuhi hak-hak demokratisnya. Dengan menyadari ini dan kemudian kita melihat bahwa hak-hak demokratis tersebut tidak dipenuhi oleh negara, maka mau tidak mau kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi sekali lagi, untuk memperjuangkan itu semua, mahasiswa membutuhkan alat yang tepat. Dan alat itu adalah organisasi. Hanya dengan berorganisasi lah pemuda-mahasiswa bisa mengaspirasikan tuntutannya dan bersama seluruh massa pemuda-mahasiswa yang tergabung dalam organisasi bisa memperjuangkannya secara bersama.  Karena perubahan tidak bisa tercipta melalui segelintir orang. Tapi perubahan sangat ditentukan oleh kekuatan massa, karena perubahan sesungguhnya adalah karya massa. Dengan bergabung dalam organisasi mahasiswa, massa pemuda-mahasiswa akan bergerak melalui program-program aksi yang konkret untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan menggapai tuntutan-tuntutan hak-hak demokratisnya. Bangkitlah kaum muda Indonesia!...

Tentang Subjektifisme Sebagai Penyakit Kronis

Kawan-kawan yang dicintai oleh massa. Sudah cukup panjang perjalanan kita dalam berjuang bersama. Tak terbersit dari kita untuk menyatakan lelah dalam perjuangan ini. Tapi tentu, secara khusus, ada pula beberapa kawan yang terputus di tengah jalan, dan tidak melanjutkan arena perjuangan ini. Hal ini bisa terjadi, oleh karena kehendak subjektif dari setiap individu dengan berbagai alasan taktis maupun alasan yang sifatnya prinsipil dari setiap individu. Dari sini lah arti penting bahwa kita mesti membuka perhatian yang lebih dan memeriksa kenyataan tersebut bukan menjadi hal yang sepele. Ada hal-hal yang luput dari diri kita. Di samping suara-suara yang begitu tinggi kita lantangkan pada musuh-musuh kita, banyak diskusi-diskusi dengan hal-hal yang besar (tolak komersialisasi pendidikan, dll), vocal-vokal yang sangat nyaring dalam berdebat (anti imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat) dan gairah militansi dalam demonstrasi. Kita terlampau asyik dengan itu tanpa pernah tahu ...

"Class hypocrita" Senyum kebohongan..

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa "Gie" Bermula dari janji dan berakhir dengan tanya.. Dahulu atau pada zaman dahulu kala dalam mitologi pun banyak janji yang berlalu dan tinggalkan pertanyaan. Abad gila dalam zaman edan yang katanya modern atau era globalisasi yang semakin banyak orang "kalasi". Berburu makanan segala cara pun ditempuh tak peduli penghadang semua dilibas dengan semangat nafsu menguasai. Bergandeng dengan segala inginmu, inginmu yang terus terpancar dari auramu. Saya dan kawan tidak ingin bodoh dan jangan kau bodohi, hanya karena inginmu. Selalu saja dan sampai akhir pun akan selalu ada "class hypocrita" karena ketetapan mutlak dalam sejarah panjang manusia menuju penghidupan yang baik. Namun dalam lingkaran filosofi revisionisme bahwa mereka seolah membangun dengan bahasa "kebenaran" untuk menyelundukan kepentingan pribadi. Saya berusaha m...